Senin, 01 Agustus 2016

Resep Klanting

Bahan-bahan:
Bahan:
  • 1 kg singkong, kupas, kukus, haluskan
  • minyak untuk menggoreng
Haluskan:
  • 1 sdt ketumbar
  • 4 siung bawang putih
  • 1 sdt garam
Image result for sejarah makanan klantink

Petunjuk
Cara membuat:
  1. Campur singkong halus dan bumbu halus, uleni sampai rata.
  2. Ambil sedikit adonan, pilin sampai berbentuk tambang kecil.
  3. Bentuk seperti cincin.
  4. Jemur adonan di panas matahari sampai benar-benar kering.
  5. Panaskan minyak.
  6. Goreng klanting singkong sampai kering dan berwarna kecokelatan.
  7. Angkat, tiriskan. Simpan dalam toples.
Image result for sejarah makanan klantink

Nah, itulah resep dan cara pembuatan Klanting Singkong khas Banyumas, Anda bisa mencobanya di rumah.
Terima Kasih :D

Resep Cimplung

Resep Membuat Cimplung

Resep Membuat Cimplung
Resep Membuat Cimplung

Bahan-bahan :

  • 3 Buah Singkong.
  • 2 Buah Gula Merah.
  • 1 lembar Daun Pandan.
  • Air secukupnya.

Cara Membuat :

  • Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengupas singkong dan dicuci sampai bersih.
  • Selanjutnya sisir gula merah dengan halus kemudian sisihkan.
  • Setelah itu siapkan wajan, dan masukkan air secukupnya.
  • Kemudian masukkan gula jawa yang sudah disisir halus, setelah itu aduk hingga gula jawa mencari. Masukkan juga daun pandan.
  • Setelah mendidih masukkan Singkongnya dan tunggu hingga gula meresap dan sedikit mengental.
  • Jangan lupa sesekali diaduk agar gula tercampur rata.
Sajikan Cimplung Singkong selagi hangat dengan Teh hangat. Tips agar tidak terlalu lama dalam pembuatan Cimplung ketika dicampurkan dengan air gula adalah, yakni Singkong direbus terlebih dahulu, kemudian baru dicampurkan ke dalam gula yang dicairkan. Soal rasa hampir sama tetapi yang perlu kita khawatirkan adalah ketika gula cair sudah semakin menyusut, tetapi Singkong masih keras, jadi alangkah lebih baiknya jika Singkongnya direbus terlebih dahulu.

Naaaah Resep Membuat Cimplung yang praktis dan sangat mudah untuk sahabat witnifood praktikkan. Mengenyangkan, bergizi dan bahan yang dibutuhkan juga sangat mudah sahabat witnifood temukan. Aroma daun pandan yang sangat wangi dan pastinya sangat menggugah selera untuk segera menyantap makanan tradisional tersebut. Mari kita lestarikan tradisi daerah di berbagai penjuru wilayah Indonesia. 

Demikin Resep Membuat Cimplung yang witnifood bagikan kali ini, semoga bermanfaat dan semoga keluarga menykainya. Jangan lupa juga resep lain yang tak laha lezat. Setelah ngumpet di Pulau Jawa, baikknya kita terbang ke Negri Sakura yukk untuk mencobaChawanmushi yang lezat dan bergizi. hihi. Selamat Mencoba :)
(Sumber : http://witnifood.blogspot.co.id/2015/09/resep-membuat-cimplung-singkong-pandan.html)

Resep Membuat Nopia

Resep Membuat Nopia
Image result for resep kue nopia khas banyumas
Bahan yang digunakan:
a. Tepung terigu untuk kulit 15 Kg
b. Tepung terigu untuk isi 10 Kg
c. Gula merah 15 Kg
d. Gula pasir 3 Kg
e. Mentega 1/2 Kg
f. Minyak sayur 1 Kg `
g. Susu secukupnya
Cara memubat isi nopia sebagai berikut:
a. terigu dicampur dengan gula merah.
b. adonan digiling, ditambah 1 kg gula pasir, mentega, dan susu.
c. adonan digiling terus sampai lembut dan dapat digulung.
Cara membuat kulit nopia:
a. terigu ditambah gula pasir 2 kg dan minyak sayur diaduk sampai rata.
b. adonan digiling sampai dapat digulung.
Cara membuat nopia:
a. bentuk isi nopia sebersar bola pingpong dari adonan isi.
b. bungkus isi nopia yang telah dibentuk dengan adonan kulit.
c. tempel nopia/mino pada dinding genthong bagian dalam yang telah dipanaskan atau dapat juga dengan oven.
d. angkat nopia/mino setelah masak, dengan sorok dan solet.
Nopia atau mino yang telah masak dikemas dalam plastik yang telah diberi label.
Makakan ini dapat bertahan lama. Oleh karena itu, nopia atau mino dapat dijumpai di toko-toko, warung, pasar, atau dikirim ke luar Banyumas.
(Sumber : http://www.banyumasku.com/nopia-mino-banyumas/)

Sejarah Cimplung

Makanan Rakyat Jelata Cimplung Singkong

Cimplung SingkongPanulisan - Cimplung merupakan makanan yang biasanya terbuat dari singkong yang dimasak di air rebusan gula aren atau kelapa. Kenapa dinamakan dengan cimplung, dikarenakan dalam proses memasaknya singkong yang sudah dikupas kulitnya itu lalu dijatohkan kedalam rebusan air gula aren atau kelapa, dimana dalam bahasa sunda sering dinamakan dengan di cemplungkeun.

Singkong yang dimasak biasanya masih dalam bentuk utuh dan untuk lebih nikmat lagi singkong yang digunakan biasanya tidak terlalu tua. Singkong yang sudah matang biasanya terlihat dari warna dan tekstur yang sedikit retak-retak.

Untuk menghasilkan rasa yang lebih nikmat, air gula aren yang digunakan biasanya ketika rebusannya sudah setengah jadi atau hampir susut setengahnya. Ini agar kandungan gula yang ada pada rebusan tadi bisa menempel pada singkong yang direbus.

Makanan ini lebih nikmat dimakan ketika masih hangat dan dipadukan dengan minuman kopi atau teh. Sensasi rasa yang nikmat pasti akan kita rasakan dan pasti ketagihan ketika sudah mulai memakannya.
( Sumber : http://potrett-desaku.blogspot.co.id/2014/09/makanan-rakyat-jelata-cimplung-singkong.html)

Sejarah Nopia

Apa itu Nopia?

Nopia adalah kue kering yang dibuat dari adonan tepung terigu dengan isi gula merah, memiliki variasi rasa coklat, durian, nangka, pandan, bawang merah goreng, serta rasa khas gula jawa (gula kelapa).
Kue kering yang mirip dengan bakpia ini memiliki tekstur kulit mirip dengan cangkang telur yang renyah pada bagian luarnya. Nopia dimasak dengan cara tradisional menggunakan tungku yang terbuat dari tanah liat berbentuk menyerupai sumur dangkal. Nopia dimasak dengan cara ditempelkan pada dinding tungku tradisional yang berfungsi sebagai tempat pemanggang layaknya oven.
Proses pemanggangan yang unik ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Meski dengan mudah bisa didapatkan di toko oleh-oleh, banyak wisatawan yang memilih membeli nopia langsung dengan berkunjung ke rumah produksinya, alasannya agar bisa melihat langsung proses pembuatan nopia sambil berwisata.

Sejarah Pembuatan Nopia di Banyumas

Layaknya kue bakpia di Jogjakarta, nopia pada awalnya juga dipopulerkan oleh keluarga keturunan Tionghoa yang tinggal di Banyumas sekitar tahun 1880. Kue kering ini kemudian dikenalkan pada masyarakat lokal Banyumas tanpa mengenal etnik dan latar belakangnya, hingga bisa diterima oleh masyarakat pada saat itu. Industri kecil pembuatan nopia kemudian berkembang di beberapa desa di kawasan Kota Lama Banyumas.
Hingga kini jejak perkembangannya dengan mudah bisa kita temui di desa Sudagaran, Pakunden dan Kalisube Kecamatan Banyumas yang terletak di kawasan Kota Lama Banyumas. Industri kecil ini menggeliat membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar hingga mengangkat nama nopia sebagai salah satu kuliner khas Banyumas.
Awalnya nopia hanya memiliki satu varian rasa, yakni rasa bawang merah goreng atau lebih dikenal dengan rasa brambang goreng. Namun kini varian rasa itu terus berkembang seiring permintaan konsumen. Penggunaan tungku tradisional yang menyerupai sumur dangkal pun masih terus dipertahankan dan menjadi cerita unik tersendiri dari kue kering khas Banyumas ini.
(Sumber :http://ensiklo.com/2016/02/mengenal-nopia-kuliner-unik-khas-banyumas)

Resep Membuat Getuk Goreng Sokaraja

Resep Membuat Getuk Goreng Sokaraja Khas Banyumas Asli

Resep Membuat Getuk Goreng Sokaraja Khas Banyumas Asli

Bahan-bahan Getuk Goreng Sokaraja Khas Banyumas

  • 1 kilo gram singkong
  • 250 Gram Gula jawa atau gula merah 
  • 75 gram tepung beras
  • 1 sendok makan terigu
  • Secukupnya Garam 
  • Minyak goreng ( untuk menggoreng )

Cara Membuat Getuk Goreng Sokaraja Khas Banyumas  :

  1. Pertama-tama kupas singkong kemudian buang sabutnya , lalu dipotong-potong dan direbus hingga matang .
  2. Setelah itu iris halus gula jawa lalu tambahkan sedikit air , kemudian rebus hingga gula melumat dan tercampur dengan air .
  3. Saat panas-panas lumatkan singkong dan beri gula sedikit demi sedikit sampai tercampur dengan rata .
  4. Letakan getuk singkong di atas nampan kemudian ratakan dengan tebal 2 centi meter kemudian dipotong kotak-kotak dengan ukuran 5x4 centi meter atau menurut selera , lalu sisihkan .
  5. Selanjutnya campurkan tepung terigu , tepung beras , garam , serta air secukupnya hingga adonan menjadi cukup kental .
  6. Lalu panaskan minyak lalu celupkan getuk ke dalam adonan terigu sebelum terjadi proses penggorengan .
  7. Jika sudah dicelukan ke adonan terigu goreng getuk singkong kedalam minyak yang cukup panas hingga warna berubah menjadi kekuning kuningan , angkat dan tiriskan .
  8. Getuk goreng sokaraja siap dinikmati dengan segelas teh manis hangat atau kopi .
(Sumber : http://harianresep.blogspot.co.id/2014/08/resep-getuk-goreng-sokaraja.html)

Getuk Goreng Sokaraja

Sejarah Getuk Goreng Sokaraja
Makanan khas Banyumas tidak hanyalah Mendoan dan Nopia saja, sebenarnya panganan asli Banyumas itu banyak, sayang saja masih tidak ter-ekspose. Dengan adanya website ini kami berusaha menunjukkan tentang apa saja yang ada di Banyumas kepada dunia luar.



Foto Getuk Goreng Asli Sokaraja
Getuk Goreng Sokaraja

Getuk Goreng adalah cemilan asli khas Sokaraja, Banyumas yang sudah cukup populer dimasyarakat dalam kota maupun luar kota. Getuk goreng terbuat dari bahan dasar singkong atau biasanya masyarakat Banyumas menyebutnya dengan sebutan “boled”. Dengan tambahan gula jawa membuat getuk goreng ini menjadi manis dan gurih.
Sedikit cerita sejarah penting tentang getuk goreng.
Getuk goreng ditemukan pada tahun 1918 secara tidak sengaja oleh bapak Sanpringad, seorang penjual nasi rames keliling di daerah Sokaraja. Getuk basah adalah salah satu daganganya. Pada saat itu getuk yang di jual tidak lah laku, sehingga beliau memilik akal agar getuk tersebut bisa di konsumsi kembali. Kemudian getuk yang tidak habis di jual itu digorengnya dan dijual kembali. Ternyata getuk goreng ini sangatlah digemari oleh para pembeli.
Kini getuk goreng bukanlah makanan yang tidak lagi terjual melainkan getuk yang sengaja dijual.
Karena banyaknya penggemarnya, getuk goreng kini hadir dalam beberapa macam varian rasa yang menggoda selera. Jika awalnya getuk goreng hanya memiliki rasa original dari gula jawa. Getuk goreng kini memiliki tersaji menjadi beberapa macam varian rasa, dari rasa durian, rasa coklat, rasa nangka, rasa nanas dan lain sebagainya. Dengan banyaknya variasai rasa membuat kita menjadi lebih ketagihan untuk menikmatinya.
( Sumber : http://www.banyumasku.com/getuk-goreng-sokaraja )

Penyajian Dan Cara Membuat Mendoan


Mendoan adalah jajanan atau makanan dari Banyumas. Istilah yang digunakan adalah mendo yang berarti setengah matang atau lembek. Mendoan berarti memasak dengan minyak panas yang banyak dengan cepat sehingga masakan tidak matang benar.
Penyajian
Mendoan disajikan dalam keadaan panas disertai dengan cabe rawit atau sambal kecap. Mendoan tempe dapat dijadikan sebagai lauk makan ataupun makanan ringan untuk menemani minum teh atau kopi saat santai. Mendoan tempe mudah ditemui di warung-warung tradisional di wilayah eks karesidenan Banyumas dan Tegal. Untuk wilayah Banyumas, para pelancong membeli oleh-oleh mendoan tempe di daerah Sawangan, Purwokerto, yang merupakan pusat jajanan khas Purwokerto. Rasa yang "unik" membuat makanan ini menyebar hingga ke luar daerah Banyumas. Tempe Mendoan dapat ditemui di kota-kota besar Jawa Tengah, bahkan hingga ke Jakarta.

Resep dan cara membuat mendoan
Bahan : 
500 gram tempe, diiris tipis melebar
250 gram tepung terigu protein sedang
400 ml air
2 batang daun bawang, diiris halus
minyak goreng 

Bumbu Halus :
3 siung bawang putih
1 1/2 sendok teh garam
3/4 sendok teh ketumbar
1 cm kencur 

Bahan Sambal Kecap Tengis (aduk merata)  :
5 sendok makan kecap manis
1 siung bawang putih, dihaluskan
4 buah cabai rawit merah, dihaluskan
1/8 sendok teh garam 

Cara Membuat Tempe Mendoan Asli Banyumas : 
  1. Aduk rata tepung terigu, air, dan bumbu halus. Tambahkan daun bawang. Aduk rata.
  2. Celup tempe ke dalam adonan tepung. Goreng sampai setengah kering.
  3. Sajikan dengan sambal kecap tengis.
(Sumber : http://bandafonews.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-mendoan-banyumasan.html)

Mendoan

Sejarah Singkat Mendoan
Tidak seperti makanan kedelai tradisional lain yang biasanya berasal dari Cina atau Jepang, tempe berasal dari Indonesia. Tidak jelas kapan pembuatan tempe dimulai. Namun demikian, makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta.

Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 (Serat Centhini sendiri ditulis pada awal abad ke-19) telah ditemukan kata "tempe", misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Hal ini dan catatan sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam, berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa—mungkin dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16.

Kata "tempe" diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut.

Selain itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah kamus bahasa Jawa-Belanda. Sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe diawali semasa era Tanam Paksa di Jawa. Pada saat itu, masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan, seperti singkong, ubi dan kedelai, sebagai sumber pangan. Selain itu, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa yang memproduksi makanan sejenis, yaitu koji1 kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang Aspergillus. Selanjutnya, teknik pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru Tanah Air.

Pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia, para tawanan perang yang diberi makan tempe terhindar dari disentri dan busung lapar. Sejumlah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1940-an sampai dengan 1960-an juga menyimpulkan bahwa banyak tahanan Perang Dunia II berhasil selamat karena tempe. Menurut Onghokham, tempe yang kaya protein telah menyelamatkan kesehatan penduduk Indonesia yang padat dan berpenghasilan relatif rendah.

Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an terjadi sejumlah perubahan dalam pembuatan tempe di Indonesia. Plastik (polietilena) mulai menggantikan daun pisang untuk membungkus tempe, ragi berbasis tepung (diproduksi mulai 1976 oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan banyak digunakan oleh Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia, Kopti) mulai menggantikan laru tradisional, dan kedelai impor mulai menggantikan kedelai lokal. Produksi tempe meningkat dan industrinya mulai dimodernisasi pada tahun 1980-an, sebagian berkat peran serta Kopti yang berdiri pada 11 Maret 1979 di Jakarta dan pada tahun 1983 telah beranggotakan lebih dari 28.000 produsen tempe dan tahu.
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".

Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. (dari berbagai sumber)
(sumber : http://banyumasatria.blogspot.co.id/2013/02/sekilas-sejarah-mendoan-banyumas.html)